Kamis, 03 Juli 2014

Kenapa Kita Harus Pilih Jokowi?


Tiga Alasan Mengapa Jokowi Harus Menjadi Calon Presiden 2014
Dalam film Gladiator yang dibintangi antara lain Richard Harris (Kaisar Marcus Aurelius) dan Russel Crowe (Maximus, Sang Gladiator) terjadi dialog yang sangat menarik. Dialog yang menggambarkan permintaan Kaisar kepada orang kepercayaannya, pemimpin pasukan Maximus untuk kembali melakukan satu tugas penting. Padahal Maximus sudah ingin sekali pulang ke rumah menemui keluarganya setelah 2 tahun 264 hari meninggalkan tanah pertaniannya di Spanyol. Beginilah antara lain dialog dalam film yang memenangkan Russel Crowe sebagai peraih Piala Oscar pada tahun 2001
Marcus Aurelius : Masih ada satu tugas lagi yang kuminta kau laksanakan sebelum kau pulang.
Maximus : Apa yang harus aku lakukan ?
Marcus Aurelius : Lindungi Roma setelah aku tiada. Akan kuberi kau wewenang hanya untuk 1 tujuan. Pulihkan kedaulatan Rakyat Roma dan akhiri korupsi yang mencacatinya. Tidakkah kau terima kehormatan besar yang kutawarkan padamu ini?
Maximus : Dengan sepenuh hati, TIDAK.
Marcus Aurelius : Itu sebabnya harus kau orangnya.
Maximus : Tapi seharusnya seorang wakil rakyat yang kenal kota dan paham politik.
Marcus Aurelius : Tapi kamu belum dirusak oleh Politik Roma.

Dalam dialog berikutnya, Maximus mengatakan “Aku butuh waktu”, selanjutnya dia menerima penugasan tersebut, bahkan harus menghembuskan nafasnya yang terakhir di Roma. Tidak sempat pulang menjenguk anak dan istrinya di rumahnya yang sangat sederhana.
Jokowi pun kalau ditanya kesiapannya untuk menjadi calon presiden pada tahun 2014 nanti tetap berkata tidak bersedia. aAku masih fokus untuk membenahi macet dan banjir di Kota Jakarta, katanya. Alasannya sederhana, alasannya jelas. Namun hasil survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga survey yang berbeda tetap menempatkan Jokowi sebagai calon presiden terpopuler.
Penolakan Jokowi menurut saya adalah alasan pertama untuk menempatkan dirinya sebagai calon terbaik dan presiden terbaik yang (akan) dimiliki Indonesia. Sebab alasan penolakannya menggambarkan ketulusan jiwanya. Kita butuh presiden yang jiwa dan hatinya tulus untuk membenahi Indonesia. Negara kaya sumber daya, namun sebagian besar rakyatnya masih sangat menderita.
Penolakan Jokowi untuk dicalonkan menjadi Presiden berikutnya juga menggambarkan bahwa bagi dia menjadi presiden itu bukanlah suatu previledge atau kebanggan sekaligus kemewahan fasilitas dan penghormatan. Namun bagi seorang pekerja sejati menjadi presiden adalah sebuah tugas, dan sebuah amanah yang harus diemban dengan seluruh jiwa dan raga.
Jokowi menolak menjadi calon Presiden adalah alasan terbaik untuk memilih dirinya menjadi calon presiden. Bukan seperti calon calon presiden yang lain, yang sangat kentara terlihat bahwa motivasinya adalah kekuasaan, kesempatan, kekayaan, dan lain sebagainya.
Alasan kedua untuk harus memilih Jokowi sebagai Presiden karena dia mempunyai karakter untuk sadar diri, sadar lingkungannya. Kesadaran diri yang begitu nyata yang membawa dia selalu ingin dekat dengan Rakyat Jakarta serta mengetahui persoalannya. Presiden kalau hanya dikelilingi oleh lingkungan istana atau lingkungan elite nya saja pasti tidak tahu atau tidak peka terhadap situasi ril rakyat yang dipimpinnya.
Ada satu pengalaman kecil yang mempunyai makna yang sangat besar yang diperlihatkan oleh Jokowi sekitar 2 atau 3 hari yang lalu. Ketika dia kembali dari Solo dengan menumpang pesawat Garuda Indonesia dan duduk di kelas ekonomi. Ketika dia ditanya oleh wartawan mengapa memilih kelas ekonomi, Jokowi memberikan jawaban yang sangat sederhana dan apa adanya.
Jawaban Jokowi : dulu ketika aku masih jadi pengusaha, aku duduk di kelas bisnis. Sebab sebagai pengusaha uang saya pribadi lah yang saya pakai untuk membeli tiket saya. Sekarang saya tidak membeli tiket dengan uang saya, namun dari gaji (uang rakyat) jadi saya tidak berani memakai uang rakyat. Lalu Jokowi pun duduk dideretan kursi no 28 atau 29 di kelas ekonomi.
Nampaknya sederhana pengakuan ini, akan tetapi hal ini menunjukkan karakter Jokowi yang sebenarnya. Bahwa Jokowi seandainya pun kelak jadi Presiden dia akan sadar diri mempergunakan fasilitas yang diberikan kepadanya. Dapat diyakini (terutama kalau dibandingkan dengan nama nama calon presiden yang lain) bahwa prilaku dan tindakannya seandainyapun menjadi presiden tetap akan sederhana, banyak senyum namun dekat dengan rakyat.Kalau kita menginginkan seorang presiden yang mau bekerja demi rakyatnya, maka saat ini Jokowi lah calon terbaik.
Alasan ketiga untuk menempatkan Jokowi sebagai calon presiden terbaik adalah Ahok atau Basuki Tjahja Purnama. Lho Koq Ahok menjadi alasan bagi Jakowi menjadi calon presiden terbaik? Bagaimana logikanya?
Jokowi kalau ditanya mengapa belum mau dicalonkan menjadi Presiden jawabnya selalu adalah masih mau membenahi Jakarta. Artinya Jokowi komitmen dengan janjinya selama kampanye bahwa dia akan total membenahi Jakarta bersama pasangannya sebagai wakil Gubernur DKI yaitu Ahok.
Kalau dilihat sepak terjang ataupun prestasi yang dilakukan Ahok selama ini kita yakin bahwa tanpa kehadiran Jokowi pun Ahok bisa dan diyakini akan mampu meneruskan ide dan visi Jokowi untuk menuntaskan masalah Jakarta. Karena komitmen dan karakter yang dimiliki Ahok pun tidak jauh berbeda dari Jokowi. Seandainya pun Ahok ditinggalkan Jokowi (karena menjadi Presiden) untuk membenahi Jakarta diyakini Ahok dapat menuntaskan nya.
Bahkan akan ada peluang yang lebih besar, sebab Jokowi bukan lagi pasangan Ahok sebagai Gubernur namun sebagai Presiden. Tentu power dan pengaruhnya akan semakin besar.
Inilah tiga alasan yang saya lihat yang menjadikan Jokowi sebagai calonp residen terbaik pada tahun 2014 nanti. Tentu teman teman Kompasianer pasti mempunyai alasan alasan yang lain untuk mendorong Jokowi menjadi calon presiden terbaik.
Bagaimana peluangnya?
Peluang untuk Jokowi menjadi Presiden sangat kuat. Bahkan banyak calon yang lain ingin menempatkan Jokowi sebagai Calon Wakil Presiden. Karena Jokowi akan mampu mendulang suara. Aburizal Bakrie (ARB) bahkan sudah sangat kuat keinginannya untuk meminang Jokowi menjadi wakilnya. Sebab tanpa Jokowi, ARB diprediksi tidak akan mampu meraih suara.
Tentu kalau Jokowi menjadi Calon Presiden, perlu dicari wakilnya yang dapat menutupi kekurangan Jokowi. Dalam upaya pemberantasan korupsi misalnya alangkah eloknya jika Mahfud MD bersedia menjadi calon wakil Presiden, maka kemungkinan besar pasangan inilah yang akan menjadi Presiden pada Pemilu tahun 2014.
Calon yan lain bisa saja dari militer. Dalam hal ini saya melihat ada dua kemungkinan calonnya yaitu Prabowo ataupun Kasad sekarang Pramono Eddy Wibowo. Jika memilih Prabowo maka suara partai Gerindra yang saat ini naik daun akan membuat jumlah suara semakin kuat. Dan akhirnya dukungan partai Gerindra di DPR pun akan semakin kuat.
Kalau Memilih Pramono Eddy Wibowo, maka suara militer dan suara Partai Demokrat meskipun akan menurun namun tetap dapat memberikan dukungan yang sangat kuat. Kalau Jokowi dipasangkan dengan Pramono Eddy Wibowo, dan didukung oleh Partai Demokrat, saya yakin suara atau elektabilitas PD pun bisa semakin meningkat.
Jokowi adalah masterpiece untuk calon presiden berikutnya, sedangkan wakilnya yang paling berpotensi adalah Mahfud MD atau Pramono Eddy Wibowo serta Prabowo Subianto. Dan alasan terbaik untuk menjadikan Jokowi calon presiden adalah penolakannya menjadi calon presiden.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar