Kamis, 15 Mei 2014

makalah analisis hubungan biaya volume laba

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Analisis biaya, volume, laba merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena analisis biaya volume laba (CVP) menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis cvp dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari pemecahannya.
Analisis CVP juga dapat mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba.
Meskipun bab ini berkaitan dengan mekanika dan terminology analisis CVP, kita harus ingat bahwa analisis CVP merupakan suatu bagian integral dari perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan. Setiap akuntan dan manajer harus mengenal seluruh konsep-konsepnya, bukan hanya mekanikanya.
1.2.  Rumusan Masalah
Dari latar belakanag di atas dapat di buat beberapa rumusan masalah yaituh antara lain:
a)      Definisi dan asumsi dasar ‘analisis biaya volume laba’
b)      Analisis Hubungan antara Biaya , Volume  dan Laba
1.3.  Tujuan
Tujuan pembuatan Makalah ini yaitu:
a)      Untuk mengetahui definisi dan asumsi dasar ‘analisis biaya volume laba’
b)      Untuk Mengetahui Analisis Hubungan antara Biaya , Volume  dan Laba
1.4.  Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini yaitu:
 Agar kita dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai keberhasilan suatu usaha. kita perlu merencanakan usahanya dengan baik. Salah satu perencanaan yang perlu dilakukan adalah berapa banyak barang yang harus dijual agar suatu usaha tidak mengalami kerugian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita dapat menggunakan model analisis Biaya, Volume, dan Laba.













BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Definisi dan asumsi dasar ‘analisis biaya volume laba’
 2.1.1.     Definisi
Suatu analisa yang menggambarkan bagaimana perubahan biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume penjualan dan bauran penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan.Analisis ini merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan, misal : dalam menetapkan harga jual produk.Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan masalah dengan bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku biaya perusahaan.Analisis biaya volume laba (cost profit analysis) merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, khususnya jangka pendek, karena analisis ini menekankan pada keterkaitan antara biaya, jumlah yang dijual, dan harga. Analisis biaya volume laba juga dapat menjadi alat yang berharga untuk mengidentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi yang dihadapi perusahaan dan membantu menunjukkan secara tepat jawaban yang diperlukan.
Analisis biaya volume laba dapat diterapkan dalam banyak hal, diantaranya adalah :
1.      Menentukan harga jual produk atau jasa.
2.      Memperkenalkan produk atau jasa baru.
3.      Mengganti peralatan.
4.      Memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan.
5.      Melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh manajemen.”
 2.1.2.     Asumsi-Asumsi Dari Analisis Biaya Volume Laba
Sebelum bahasan analisis biaya volume laba lebih jauh dibahas,maka terlebih dahulu dijabarkan bagaimana asmsi-asumsi yang mendasari analisis CVP:
1.         Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap
2.         Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan
3.         Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan, harga jual dianggap konstan
4.         Hanya terdapat satu pemicu biaya : volume unit produk / rupiah penjualan
5.         Tidak ada persediaan
Selain itu beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
1.         Linearitas dan Rentang yang relevan
Model CVP mengasumsikan bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan.Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang output yang terbatas,total biaya yang diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linear.
2.         Mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variable untuk ananlisis CVP
Pada analisis jangka pendek ,biaya tetap yang relevan adalah biaya tetap yang diperkirakan berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru Untuk mengukur biaya variable
perunit, akuntanmanajemen harus teliti memasukkan semua biaya variable yang relevan,tidak hanya biaya produksi tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi.
2.2.  Analisis Hubungan Biaya , Volume  dan Laba
Analisis Biaya –Volume Laba (Analisis Titik Impas)
Yakni merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.
Dengan Analisis Biaya-Volume Laba perusahaan dapat mengambil kebijakan atau langkah-langkah yang harus diambil dalam rangka untuk mencapai perolehan laba yang diharapkan.

Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba :
a.    Volume produk yang dijual, berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut.
b.    Harga jual produk,atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.
c.    Biaya produksi, adalah biaya yang timbul dari perolehan atau untuk pengolahan suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
Anggapan yang Mendasari Analisis Titik Impas
a.    Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan. Biaya tetap akan selalu konstan dalam kisaran volume yang dipakai dalam perhitungan impas, sedangkan biaya variabel berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan.
b.    Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual atau dengan memberikan potongan harga, maka hal ini mempengaruhi hubungan biaya, volume dan laba.
c.    Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan fasilitas produksi akan berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan mempengaruhi hubungan biaya-volume- laba.
d.   Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan baku dan tarif upah menyimpang terlalu jauh dibanding dengan data yang dipakai sebagai dasar perhitungan impas, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya, volume laba.
e.    Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
f.     Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
g.    Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.

Hubungan antara biaya, volume dan laba dipengaruhi oleh 5 faktor atau suatukombinasi faktor-faktor berikut ini :
a.    Harga jual persatuan
b.    Volume penjualan
c.    Komposisi produk yang dijual
d.   Biaya variabel pertahun
e.    Total biaya tetap.
Agar perencanaan laba perusahaan dapat efektif, manajemen harus dapatmemperkirakan dampak perubahan masing-masing faktor tersebut terhadap laba bersih,impas dan return of investment perusahaan.Pembuatan anggaran pendapatan dan biaya dan penyajian informasi tersebutdalam grafik laba dan volume merupakan alat yang efektif dalam menyajikan informasibagi manajemen untuk keperluan perencanaan laba jangka pendek. Hal inimemungkinkan manajemen memperkirakan pengaruh kegiatan atau usaha-usaha yangakan dilaksanakan dan pengaruh perubahan kondisi pasar terhadap laba, sehinggamanajemen dapat memilih berbagai macam usul kegiatan yang memberikan kontribusiterbesar terhadap pencapaian laba di masa yang akan datang.
Analisis biaya, volume dan taba dapat digunakan untuk menentukan titik impas dengan beberapa pendekatan persamaan matematika, pendekatan contribution margin per unit, pendekatan contribution margin ratio dan pendekatan grafik. 
Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan break even apabila dalam usahanya pada suatu periode antara jumlah biaya dengan jumlah hasil penjualan adalah sama. Pada keadaan ini berarti bahwa perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Jadi break even itu dapat diartikan suatu keadaan dimana jumlah biaya dan jumlah penghasilan dari penjualan adalah sama, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh keuntungan.

Break even adalah keadaan suatu perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan jumlah total biayanya, atau besarnya contribution margin sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau rugi labanya sama dengan nol.
Suatu perusahaan dikatakan break even point apabila setelah dibuat perhitungan rugi laba dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak mengalami kerugian. Break even point merupakan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan break even jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya atau apabila laba konstribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. Break even point adalah volume (V) yang jumlah total pendapatan dengan total biaya dan keuntungan adalah nol.
Berdasarkan devinisi yang telah dikemukakan maka dapalah ditarik suatu kesimpulan bahwa break even point adalah suatu tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi biaya operasional, dimana pada titik impas laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol atau dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian.
Analisis break even adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi, apakah perusahaan yang bersaing ketat tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Untuk mengetahui besarnya tingkat penjualan yang minimum yang harus dilakukan perusahan agar biaya-biaya yang dikeluarkan dapat dikendalikan dengan tingkat keuntungan atau laba yang direncanakan dapat dicapai, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Dimana:
FC = Biaya Tetap
P = Harga Jual Per Unit
S = Penjualan
VC = Biaya Variabel Per Unit
1 = Konstanta
π = Laba yang direncanakan







BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
 Analisis biaya volume laba menghasilkan informasi dampak perubahanharga jual, biaya dan/atau volume penjualan terhadap laba bersih. Dalam penyusunananggaran, berbagai kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan biaya selaludihadapi oleh manajemen.Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagaiparameter. Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagimanajemen, dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam porosespenyusunan anggaran perusahaan.Kiranya makalah yang telah disusun oleh kelompok kami bisa bermanfaatbagi para pembaca. Kritik dan saran kepada kami sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.








DAFTAR PUSTAKA

Buku Akuntansi Manajemen : konsep, manfaat dan rekayasa,1997.
Buku Anthony A.Atkinson, Robert S.Kaplan, Ella mae matsumura, S.Mark Young : Akuntansi Manajemen, Edisi ke 5 jilid 1.
Buku Sofyan Syafri : Teori Akuntansi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar