A. Operasi Sistem Komputer
Sistem
komputer modern terdiri dari satu atau lebih CPU dan sejumlah device
controller yang terhubung melalui BUS dan menyediakan akses berbagi
memori (shared memory). CPU dan semua device controller berjalan secara bersamaan sehingga
dapat menimbulkan persaingan penggunaan memori. Untuk menjamin berbagi memori
secara berurutan, pengontrol memori menyediakan fungsi akses sinkronisasi ke
memori.
Pada
saat komputer dinyalakan, komputer melakukan inisialisasi oleh program (bootstrap)
yang tersimpan dalam ROM (Read Only Memory) atau EEPROM (Electrically Erasable
Programable Read Only memory) yang biasa disebut firmware melalui
perangkat keras komputer. Proses ini menginisialisasi semua aspek sistem, dari
register-register CPU ke pengontrol peralatan (device controller)
lalu ke pengontrol memori (memory controller). Program bootstrap harus
mengetahui bagaimana meload sistem operasi dan meng-eksekusi sistem tersebut.
Untuk mengerjakan tujuan ini, bootstrap harus melokasikan dan me-load kernel
sistem operasi ke memori kemudian meng-eksekusi proses pertama (init) dan
menunggu event-event
yang akan terjadi. Kejadian-kejadian (events)
biasanya disinyalkan oleh sebuah interupsi (interrupt) yang berasal dari perangkat keras
(hardware) atau perangkat lunak (software). Hardware dapat memicu interrupt
setiap saat dengan mengirim sinyal ke CPU, biasanya melalui system
bus. Sedangkan software memicu interrupt dengan meng-eksekusi
operasi khusus (system
call atau monitor call). Ketika CPU ter-interrupt, CPU
menghentikan proses yang dilakukan dan secara langsung mengeksekusi ke lokasi
yang ditentukan, kemudian akan kembali ke proses semula jika proses interupsi
sudah diselesaikan.
B. Struktur Penyimpanan / Storage
Program-program
komputer harus tersimpan ke dalam memori utama (RAM Random Access Memory) untuk
dieksekusi. CPU secara otomatis akan memanggil intruksi-intruksi dari memori
utama untuk dieksekusi.
Kelemahan
dari memori utama adalah sebagai berikut:
a.
memori utama umumnya terlalu kecil untuk memuat semua data dan program secara
permanen
b.
memori utama merupakan media penyimpan volatile (kehilangan data ketika komputer
dimatikan).
Untuk
mengatasi kelemahan tersebut, sistem komputer menyediakan media penyimpan
sekunder (secondary
storage) misalnya Magnetic Disk, Tape dan media lainnya.
C.
Struktur
I/O (Input/Output)
Umumnya
sistem operasi mempunyai device driver untuk setiap device
controller.
Dalam
memulai pengoperasian I/O, device driver me-load register yang tepat melalui
device controller. Kemudian device controller memeriksa isi dari register
tersebut untuk menentukan jenis aksi apa yang harus dilakukan (contoh pembacaan
karakter dari keyboard). Controller mulai mentransfer data dari peralatan ke
buffer lokal. Ketika selesai mentransfer, controller memberitahukan kepada
device driver bahwa pekerjaan telah selesai melalui interrupt. Device
driver kemudian mengembalikan pengontrolan ke sistem operasi atau mengirimkan
informasi status.
Dalam
format ini operasi interrupt driver I/O hanya melakukan transfer data dengan
jumlah yang kecil, bila terjadi pemindahan data yang besar akan terjadi overhead.
Solusi masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan DMA (Direct Memory Access).
Sesudah setting up buffer-buffer, pointer dan penghitung I/O device, device
controller mentransfer sejumlah blok data secara langsung ke/dari buffer
penyimpannya ke memori tanpa campur tangan CPU. Hanya satu interrupt
dibangkitkan per blok, untuk memberitahukan device driver bahwa operasinya
selesai.
D.
Struktur
Sistem Operasi
Sistem
operasi menyediakan lingkungan dimana program dapat dieksekusi. Salah satu
aspek terpenting sistem operasi adalah kemampuan untuk melakukan multiprogramming.
Multiprogramming meningkatkan pemanfaatan CPU dengan mengorganisir job (kode
atau data) sehingga CPU selalu mempunyai satu job untuk diproses. Sistem
multiprograming menyediakan lingkungan dimana bermacam sumber daya (CPU, memori
dan peralatan lain) digunakan lebih efektif tetapi tidak menyediakan interaksi
user terhadap sistem komputer. Time sharing (multitasking)
adalah perluasan logical dari multiprogramming. Dalam sistem ini CPU
meng-eksekusi banyak job dengan me-switch diantaranya, tetapi switch
tersebut dilakukan sesering mungkin, sehingga user dapat
berinteraksi pada setiap program selagi berjalan.
Contohnya
ketika ada suatu aplikasi (video render) sedang diproses, user dapat melakukan
pekerjaan lain misalnya mengetik dokumen di aplikasi word processor.
Pelayanan
sistem operasi menyediakan beberapa fungsi yang sangat membantu user,
diantaranya yaitu:
a. User
Interface. Bentuk-bentuk user interface yang umum digunakan adalah Command
Line Interface (CLI) dimana menggunakan perintah dalam bentuk teks
dan sebuah metode untuk memasukinya, Batch Interface dimana perintah dan directive
pengontrolnya dimasukan ke dalam satu file yang akan dieksekusi, Graphical
User Interface (GUI) dimana interface ini berbentuk grafik.
b. Program
Execution. Sistem harus dapat memanggil program ke memori dan
menjalankannya.
c. I/O
Operation. Program harus dapat mengatur piranti masukan atau
keluaran.
d. File-System Manipulation. Program dapat
melakukan baca/tulis, pengubahan dan penghapusan file.
e. Communications.
Suatu proses terkadang memerlukan informasi dari proses yang lainnya.
Komunikasi dapat dilakukan melalui satu mesin komputer atau mesin komputer lain
melalui jaringan komunikasi.
f. Error
Detection. Sistem Operasi mampu melakukan deteksi kesalahan yang
disebabkan oleh perangkat keras maupun perangkat lunak serta mampu
menanganinya.
Beberapa
fungsi-fungsi yang mengefisiensikan fungsi lain, antara lain:
g. Resource
allocation. Dimana beberapa user dan beberapa job berjalan bersama,
sumber daya harus dialokasikan untuk setiap mereka.
h. Accounting.
Menjaga jalur dimana user menggunakan berapa dan apa jenis sumber daya komputer
tersebut.
i. Protection
and Security. Perlindungan sangat diperlukan sistem dari berbagai
gangguan yang berasal di luar maupun di dalam sistem tersebut. Layanan tersebut
dapat berupa login dan password.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar